• Skip to content
  • Skip to secondary navigation
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

Padepokan Bercerita

Teknik Menulis Fiksi

  • Home
  • Teknik Menulis
  • Motivasi Menulis
  • About Me
  • Buku
    • Kejar, Kumpulan Cerpen Suspense
    • Lenka
    • Fantasy Fiesta 2010
    • Kumpulan Cerpen Fiksi Fantasi 2012
  • Cerpen
  • Daftar Novel

Indonesia

Cerpen Fantasi: Salju Terakhir

October 15, 2013 by Ronny Mailindra 12 Comments

Salju Terakhir adalah cerpen fantasi yang terpilih untuk tampil di buku kumpulan fiksi fantasi 2012. Khusus pengunjung blog ini, kupersembahkan cerpen ini untuk bisa dinikmati di sini. Jika punya komentar ataupun saran silakan tulis di kolom komentar. Jika tertarik untuk membeli buku ini, kalian bisa mendapatkannya di nulisbuku.com.

Selamat membaca.

Antalogi Fantasi 2012
Antalogi Fantasi 2012

Salju Terakhir

Oleh: R.Mailindra

Lengah pangkal celaka. Nasehat itu tak mungkin kuabaikan. Mendengar namanya saja segera membuat kantukku menguap, dan begitu kulihat tampangnya, kuyakin akan celaka berlipat jika sampai lengah.
“Kau mampu menghianati Tuanmu, apa jaminanmu tak membokongku?”

Lelaki lusuh yang bersimpuh di hadapanku itu sedikit mendongak, namun matanya tetap menatap kakiku. Sepertinya ia ingin memamerkan raut wajahnya. Mukanya yang tirus itu menegang. “Hamba tak akan menghianati Tuanku,” jawabnya.

[Read more…] about Cerpen Fantasi: Salju Terakhir

Filed Under: Cerpen Tagged With: fantasi, Indonesia, Ronny Mailindra, silat

Cerpen Suspense: Si Gendut Yang Licin

July 29, 2013 by Ronny Mailindra Leave a Comment

cerpen_si_gendut

Pria itu mendekatkan ponselnya ke telinga dan terdiam seolah sedang mendengar khotbah maha penting. Matanya nyalang. Ia melirik ke kiri, ke arah lelaki tambun yang berdiri di depan konter resepsionis hotel—lima belas meter di samping kirinya.
Sambil terus tersenyum, sang resepsionis—seorang gadis berusia dua puluhan—mengangguk-angguk seperti burung pelatuk. Beberapa saat kemudian gadis itu berjalan ke belakang lalu menghilang. Saat kembali, ia membawa sebuah amplop.
[Read more…] about Cerpen Suspense: Si Gendut Yang Licin

Filed Under: Cerpen Tagged With: Detektif, Indonesia, suspense

Merzen

July 2, 2012 by Ronny Mailindra Leave a Comment

Ketika bangun pada pukul tujuh pagi, hal pertama yang Tommy lakukan adalah memeriksa bokongnya. Mimpi gila semalam terasa begitu nyata. Ia seolah masih mendengarkan perintah makhluk-makhluk itu serta merasakan sebuah … ekor.

Ekor?

Tommy segera terduduk di tempat tidurnya. Mata terbuka penuh. Refleks ia melihat ke belakang saat merasakan kejanggalan. Tangannya kanannya seperti sedang memegang seutas tambang sepanjang sekitar tiga puluh sentimeter di balik celana dalamnya.

Di mimpinya semalam, ia mempunyai ekor yang panjang—sampai kira-kira sepanjang kaki—tapi sekarang, setelah bangun, mengapa ia masih mempunyainya? Dan mengapa pula hanya dua jengkal?

“Memang masih pendek, dan akan tumbuh maksimal dalam tiga ratus ribu tiga ratus enam puluh deringo.”

“Tepat sekali,” pikir Tommy.

Tommy terlonjak. Ia mengenalinya. Itu suara makhluk yang selalu mengikutinya semalam, tapi mengapa ia masih bisa mendengarkannya?

Tommy memutar badannya, melirik ke samping kiri, dan langsung terlonjak. Astaga! Makhluk itu berdiri di sana—tepat di ujung tempat tidurnya.

***

[Read more…] about Merzen

Filed Under: Cerpen Tagged With: fantasi, Indonesia

Pemberi Peringatan

December 5, 2010 by Ronny Mailindra 3 Comments

Ia memandangku sendu.
“Papa mama ngga mau dengerin,” ucapnya.
Aku mengangguk. Telah kulihat sendiri usahanya: mulai meminta, merengek, sampai mogok bicara. Namun orangtuanya tak bergeming. Mereka selalu membujuk, “Jangan takut, Sayang. Nanti kau juga betah.”
Mungkin mereka mengira Wulan kangen teman-temannya. Wajar, mereka memang baru beberapa minggu pindah ke sini.
“Nanti malam purnama,” peringatku.
“Tak ada yang percaya.”
Aku mendesah. Wulan benar, tidak ada yang mempercayai kami—anak-anak. Orang dewasa pasti menyangka ini khayalan.

Tengah malamnya kudengar gemerisik. Tiga orang pria memasuki rumah ini. Lalu, kudengar teriakan dan rintihan. Darah mengalir di lantai; usus terburai dan Wulan telah terkulai.
Aku menangis. Aku dan keluargaku pun pernah mengalaminya.
Para kanibal itu selalu datang saat purnama ketujuh. Dan keluarga Wulan, keluarga keempat yang telah kuberi peringatan.

****
Catatan:
Cerita ini diikutkan pada lomba FF dari Blogfam. Info lengkapnya dapat dilihat disini: http://blogfam.com/wordpress/kabar-kabari/lomba-menulis-ultah-blogfam-ke-7

Filed Under: Cerpen Tagged With: fantasi, flash fiction, Indonesia

Primary Sidebar

Footer

Web Analytics

Copyright © 2018 · Author Pro on Genesis Framework · WordPress · Log in